Thursday, December 22, 2016

Ibu

Oleh Riko Firmansyah 


PUJANGGA Arab mengatakan:

Laut dicipta
Untuk selalu memeluk ombak pepasir dan karang
Mentari bersinar
Untuk selalu menghangatkan sahara dan samudera
Laksana rama-rama
Yang selalu mengitari puspa
Ibu, engkaulah lautku
Engkaulah mentariku
Engkaulah puspaku

Ibu adalah ibarat malaikat yang terlihat, tidak berlebihan rasanya mengatakan demikian. Ibu adalah sekolah pertama dan utama bagi anak-anaknya. Ibu bagaikan wadah yang mengajarkan dan mendidik berbagai macam ilmu dalam kehidupan anak-anaknya dengan cinta dan kasih sayang.


Sebagai pendidik awal, ibulah yang pertama kali meletakkan pondasi dasar –terutama dalam aspek keimanan- kepada anak dalam proses pendewasaan mental dan pematangan jiwa.

Untuk itu, dirasa penting mengekpresikan cinta dengan menetapkan hari khusus untuk ibu.


Hari Ibu di setiap negara memiliki latar belakang yang berbeda, tetapi memiliki kesamaan visi.

Istilah pandangan tentang mitologi Yunani Kuno maupun Romawi Kuno hanyalah simbol dari suatu pergerakan kaum perempuan setelah abad pertengahan.

Di Jepang misalnya, pergerakan kaum perempuan yang kemudian menjadi pencetus hari ibu dilatarbelakangi oleh penghormatan kepada Kaisar Wanita yang dikenal Kaisar Kojun (Ibunda dari Kaisar Akihito).

Penghormatan kepada Kaisar Kojun kemudian oleh Kaisar Akihito dijadikan sebagai bagian dari upacara ritual nasional di negeri Jepang.

Di Cina daratan (RRC), dilatarbelakangi pemikiran filsuf Mencius yang hidup di era 372-289 sebelum masehi.

Cerita tentang seorang ibu diilhami oleh kisah ibunda Mencius yang memindahkan rumah sebanyak tiga kali yang tujuannya untuk mendapatkan tempat yang nyaman bagi anak-anak untuk tumbuh.

Iran merayakannya untuk menghormati jasa mendiang Hazrat Fatemah Zahra yang dipercaya sebagai keturunan putri Nabi Muhammad. Perayaan yang semula hanya tradisi kemudian mulai dijadikan sebagai bagian dari hari besar nasional di Iran dan sekaligus sebagai tradisi nasional.

Dan, Indonesia menetapkan hari ibu pada 22 Desember. Secara resmi ditetapkan Presiden Soekarno melalui melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 dan dirayakan secara nasional hingga saat ini.

Pada awalnya peringatan Hari Ibu adalah untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini.

Misi itulah yang tercermin menjadi semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama. []


~ Fajar Sumatera, Kamis, 22 Desember 2016

No comments:

Post a Comment