Wednesday, November 30, 2016

Internet dan Ancaman Penjara

Oleh Supendi


ERA kebabesan berpendapat di internet khususnya sosial media semakin sempit. Pemerintah merevisi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan sudah berlaku sejak Senin 28 November lalu. Ini seakan memberi warning kepada pengguna internet untuk tidak sembarangan dalam berkoar di internet bila tak mau berurusan dengan meja hijau.

Masih segar diingatan, mana kala Gubernur Petahana Jakarta, Basuki Cahaya Purnama alias Ahok dilaporkan ke Bareskrim atas dugaan penistaan agama. Atas ulahnya yang terekam kamera video dan disebarluarkan lewat youtube, Ahok kini telah menyandang status tersangka dan lanjut ke persidangan.


Tuesday, November 29, 2016

Dungu dalam Level Alus

Oleh Riko Firmansyah 


WALI KOTA Bandarlampung Herman HN mengumpat wartawan yang mewawancarainya: Tolol kamu!

Ketika itu wartawan tadi menanyakan soal aturan Base Transceiver Station (BTS), tetapi pertanyaannya dianggap berulang. Mungkin dia jengkel sehingga keluar kalimat itu.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti tolol adalah sangat bodoh atau bebal.


Wednesday, November 23, 2016

Lacofest. Lalu?

Oleh Supendi


LAMPUNG Segalow bersama Dinas Perkebunan Provinsi Lampung bakal menghelat Lampung Coffee Festival (Lacofest) pada 7-8 Desember 2016 di Mal Bumi Kedaton. Ajang perdana ini disebut sebagai pesta dan surganya para pelaku dan pecinta kopi di Lampung maupun para pelancong.

Lampung sudah dikenal sejak lama sebagai daerah penghasil kopi khususnya jenis robusta yang bahkan menjadi penyumbang terbesar produksi nasional. Kopi Lampung juga dikenal di kancah mancanegara memiliki cita rasa khas. Inilah yang dijadikan alasan utama digelarnya Lacofest untuk memberi penegasan bahwa Lampung identik dengan kopi dan surga bagi para pecinta kopi.


Tuesday, November 22, 2016

PBVSI (Kelamaan) Mati Suri…

Oleh Rusidi


SEBAGAI insan olahraga Lampung, ada sedikit rasa kecewa dan sedih melihat mundurnya prestasi olahraga yang sangat memasyarakat, Bolavoli. Bahkan dalam kurun waktu 15 tahun terakhir, dunia perbolavolian Lampung diibaratkan “Hidup Segan Mati Tak Mau”. Padahal dipelosok-pelosok penjuru Sai Bumi Ruwa Jurai, banyak talenta-talenta atlet bolavoli yang dapat dibina untuk mencetak prestasi dan mengharumkan Lampung di arena nasional.

Lalu muncul pertanyaan, mengapa olahraga bolavoli Lampung Mati Suri…? Lalu apa yang dikerjakan oleh orang-orang (maaf) yang sudah mengatasnamakan dirinya sebagai Pengurus Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI)…..Padahal kepengurusan PBVSI beberapa bulan yang lalu telah menggelar Musprov dan telah terbentuk kepengurusan, walau informasinya sampai saat ini belum dilantik.


Friday, November 18, 2016

Kombinasi Maut

Oleh Riko Firmansyah



TUKANG parkir dan pedagang kaki lima adalah kombinasi maut. Keduanya tumbuh subur di Bandarlampung. Di antaranya, Jalan Kartini hingga Jalan Imam Bonjol.

Satu saja keberadaanya sudah membuat jengkel. Apalagi digabungkan, tak tertahankan.


Wednesday, November 16, 2016

Hitam Putih dan Abu-abu

Oleh Abdullah Al Mas’ud


SEBETULNYA di dunia ini ada tiga warna dasar, yakni merah, biru, dan kuning. Tapi dalam prilaku manusia ketiga warna tersebut tak berlaku, yang berlaku hanya warna hitam dan putih. Mau pilih yang mana pun ada konsekuensinya. Sadar atau tidak, warna ini mencerminkan prilaku manusia di tengah masyarakat.

Menurut nenek moyang kita dari zaman hong sekalipun warna putih dimaknai sebagai simbol kebersihan, suci, tanpa noda. Sedangkan hitam adalah warna gelap, identik dengan keburukan, serta ketercelaan.


Tuesday, November 15, 2016

Menolak Terorisme, Meneguhkan Keindonesiaan

Oleh Udo Z Karzi


APA pun argumennya, tidak ada hak bagi sesiapa pun untuk menghilangkan nyawa orang lain. Maka, kita mengutuk aksi teror bom yang terjadi di Gereja Oikumene Sengkotek, Samarinda, Minggu, 13/11/2016.

Akibat aksi teror itu, seorang korban meninggal dunia lantaran menderita luka bakar 70 persen, dengan kondisi tubuh yang sebagian besar hangus terbakar api.


Monday, November 14, 2016

People Power

Oleh Supendi


Tonton chanel televisi (baca berita bukan sinetron) dan simak pemberitaan media baik cetak maupun online, isinya menyoroti aksi massa di berbagai belahan dunia. 

DIMULAI dari negeri kita—Indonesia, meski aksi besar-besaran massa menuntut penindakan hukum atas kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok berlangsung 4 November lalu, namun gaungnya masih memanas sampai sekarang—apalagi kabarnya bakal ada demo susulan pada 25 November mendatang.


Friday, November 11, 2016

Lampung Jawara Sumatera

Oleh Abdullah Al Mas’ud


MEMBACA tulisan di sebuah website dia sebutkan, gubernur salah menyebut Lampung tertinggi di Sumatera. Padahal tanda disadari yang nulislah yang salah. Sebab tak bisa membca data sehingga tak mampu membedakan antara laju dan petumbuhan ekonomi.

Membaca data itu tidak mudah, sangat membutuhkan kecermatan dan ketelitian serta pengetahuan tentang data itu sendiri. Sebab jika tidak, banyak yang jadi korban, apalagi jika sudah diumumkan di media social, tentu banyak yang dirugikan.


Thursday, November 10, 2016

Juru Peras

OLeh Riko Firmansyah


PARA tukang parkir yang ada di Bandarlampung sebenarnya gerombolan pemeras. Karena, mereka memaksa meminta uang atas kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat meski ditinggalkan atau tidak.

Dan, para pemeras ini bisa kerkena pasal 368 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Dengan ancaman penjara paling lama sembilan tahun.


Wednesday, November 9, 2016

Pake Cabe!

Oleh Udo Z Karzi


HARGA cabai melambung tinggi. Di beberapa kabupaten cabai merah mencapai Rp65 ribu sampai Rp70 ribu.

Selain permintaan cabai yang meningkat di kalangan pasar, kenaikan harga itu dipicu sejumlah daerah penghasil cabai seperti Tanggamus, Lampung Selatan, dan Lampung Barat mengalami musim hujan dengan curah tinggi, serta ada  tanggul jebol sehingga mengurangi hasil panen.


Tuesday, November 8, 2016

Sesat Pikir

Oleh Supendi


DEMO 4 November beberapa hari lalu boleh jadi tercatat sebagai sejarah aksi demo dengan massa terbanyak di negeri ini. Terlepas dari akhir demonstrasi yang diwarnai bentrok sebab ulah para provokator, demo penuntutan hukum atas dugaan penistaan agama Gubernur DKI non aktif Basuki Cahya Purnama alias Ahok ini sudah menyita perhatian kita semua. Apalagi beberapa stasiun televisi dan portal online menyiarkannya secara langsung.

Tulisan ini bukan hendak membahas soal isu yang berkembang mulai dari kepentingan penuntutan penistaan agama hingga adanya intrik politik menjelang pilkada DKI. Melainkan lebih kepada bagaimana sikap dan opini publik dalam meresponnya.


Friday, November 4, 2016

Buat Calon Bupati

Oleh Abdullah Al  Mas’ud


MUNAFIK secara harfiah adalah tidak samanya antara kelakuan dan omongan. Rasulallah SAW menyebut  tiga tanda orang munafik, yakni berjanji diingkari, dipercaya berkhianat, dan berbicara selalu bohong. Neraka jahanam adalah tempat  orang-orang munafik.

Anehnya, kini kian banyak orang munafik bahkan tumbuh subur. Di dunia perpolitikan malah kian nyata. Banyak yang bangga dengan karir politik meski harus munafik. Kecenderungan politik saat ini, terjadi kemunafikan  yang dikamuflase  sebagai euforia. Mencari simpati dan dukungan dari masyarakat untuk kepentingan sesaat, dan akan menimbulkan penderitaan berkepanjangan.


Wednesday, November 2, 2016

Impor Cangkul

Oleh Riko Firmansyah



CANGKUL pertama kali digunakan bangsa Celtik pada zaman perunggu antara 3.800 dan 3.500 SM. Kemudian, disebarluaskan oleh bangsa Yunani dan Romawi. Indonesia, mulai kenal alat ini dari bangsa Eropa.

Bahkan, Sunan Kali Jaga berfilosofi soal cangkul bahwa manusia hendaknya  mempunyai ketajaman, mampu menyingkirkan sifat-sifat buruknya, selalu berikhtiar dan tidak melupakan untuk selalu berdoa dan menyembah Allah Swt.

Hingga Presiden Soekarno: Ini cangkulku, mana cangkulmu. Mari kita gali sejarah dan belajar padanya.

Begitu tua dan pentingnya cangkul bagi kehidupan sehari-hari hampir setiap rumah memilikinya. Meski tak digunakan tiap hari seperti petani. Paling tidak ada, bila sewaktu-waktu diperlukan.

Mengingat penting dan populernya cangkul sampai-sampai Indonesia harus mendatangkannya dari Cina. Karena kita tengah krisis cangkul.

"Memang ada impor cangkul, tapi jumlahnya kecil. Kemarin itu impor hanya 86.000 saja, sedangkan kebutuhannya 10 juta," ujarnya Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, baru-baru ini.

Dari sekian banyak negara di dunia yang memproduksinya, Menteri itu lebih tertarik pada Cina untuk mendatangkannya. Jangan-jangan dia juga berfilosofi soal cangkul.

Begini kira-kira: Untuk apa jauh-jauh ke Cina untuk menggali ilmu? Lebih baik datangkan saja cangkulnya. Indonesia banyak duitnya kok, apa saja bila dibeli.

Padahal proses impor perlu waktu, negosiasi harga, jenis barang, kualitas, waktu kirim, pendistribusian, dan pemasaran, hingga ke tangan pembeli.

Idealnya, gunakan dana yang ada untuk mestimulan para pendai besi lokal memproduksinya secara masif. Ekonomi kerakyatan meningkat, harga terjangkau, dan kualitas terjamin.

Tapi itu sepertinya tak popular bagi pemerintah. Impor itu wajib! []



~ Fajar Sumatera, Rabu, 2 November 2016

Tuesday, November 1, 2016

Lebih Baik Berdoa Saja

Oleh Udo Z Karzi


ANEH juga kenapa pemimpin ini tiba-tiba begitu panas dengan keberadaan pungli. Bukankah yang berlaku selama ini justru aneh kalau tidak ada pungli dalam segala jenis urusan di tingkat mana pun, dari birokrasi terbawah seperti RT sampai ke birokrasi yang tertinggi.

Pungutan liar (pungli) atawa meminta sesuatu (uang dsb) kpd seseorang (lembaga, perusahaan, dsb) tanpa menurut peraturan yang lazim, kata kamus, adalah sebuah kebiasaan. Boleh jadi mentalitas kita itu bernama pungli.