Friday, February 5, 2016

Jujur Tak Cuma di Komik

Oleh Abdullah Al Mas’ud


DI era sekarang, jujur adalah perbuatan yang sangat mahal. Malah jujur versi Iwan Fals lebih ekstrem lagi, orang jujur cuma ada di komik. Artinya, kini kejujuran hanya ada dalam cerita fiktif.

Melatih kejujuran sama dengan melakukan latihan untuk takut berbuat salah. Kalau, sudah berani berbuat salah, sudah tentu semuanya hancur. Sebab kejujuran kunci dari suksesnya pemberantasan apa pun, termasuk korupsi. Itulah sebabnya kita patut mengapresiasi, jika ada aktivitas yang membentuk kejujuran.

Membentuk karakter tidak bisa dilakukan secara parsial. Tidak pula dilakukan secara paksa. Proses membentuk kepribadian harus dimulai dari diri sendiri dan tak ada istilah terlambat untuk jujur.

Pembentukan kelakuan soal jujur bisa melalui berbagai fasilitas, bis melalui musik, tampilan gambar dan visual lebih mengena ketimbang hanya sebatas propaganda.

Lewat musik, yang dapat disaksikan oleh semua lapisan masyarakat, tanpa melihat latar belakang status sosialnya, sebagai fasilits memasyarakatkan kejujuran.

Mengajari anak soal kejujuran menjadi cikal bakal sebagai upaya pemberantasan korupsi. Kadang orangtua tanpa sadar mengajari ketidakjujuran dengan berkata bohong kepada anggota keluarganya atau tetangganya atau teman kantornya. Tanpa sadar pula, pembicaraan orangtua, terekam oleh anak- anaknya yang masih balita.

Karena itu kejujuran datangnya dari sendiri. Penghuni penjara mayoritas karena tidak jujur, seperti koruptor yang sanggup membohongi diri sendiri dan orang lain.

Hal kecil inilah seperti inilah yang perlu ditanamkan kepada anak sejak dini. Tentu saja paling utama adalah contoh nyata dari orangtuanya untuk berani berkata jujur, berbuat jujur dan bertingkah laku jujur.

Mulai sekarang, akan lebih baik jika kita sama-sama iokut melatih diri untuk membuktikan kalaukita masuk sebagai bagian orang jujur dan menangkis pendapat Iwan Fals. []


~ Fajar Sumatera, Jumat, 4 Februari 2016

No comments:

Post a Comment