Monday, February 29, 2016

Mutasi

Oleh Riko Firmansyah


BUKAN maksud menginformasikan hal negatif. Tapi---mengingat pertimbangan bahwa kepentingan masyarakat adalah hal utama---sepertinya beberapa kepala daerah yang baru dilantik memang harus melakukan mutasi.

Pembahasannya tidak menyangkut pengisian jabatan yang kosong karena  mengundurkan diri atau memasuki masa pensiun. Bahkan, beralasan sangat mendesak lainnya. Tetapi, benar-benar mutasi berlandaskan penyegaran.

Friday, February 26, 2016

Rekayasa Macet

Oleh Deni Kurniawan


REKAYASA lalu lintas yang diterapkan Wali Kota Herman HN, bukannya mengurai kemacetan justru yang terjadi adalah sebaliknya. Pemberlakuan dua jalur di Jalan Kartini, Selasa (23/2), malah menimbulkan kemacetan di sejumlah titik. Bukan pujian tapi protes warga yang didapatkan.

Hal tersebut menuai protes terutama dari pedagang di pertokoan di Jl. Pangkal Pinang dan sekitarnya, karena semenjak pemberlakuan dua jalur tersebut tidak ada satu pun pembeli alias tidak ada penglaris. 

Thursday, February 25, 2016

Suku Bunga dan Investasi

Oleh Supendi


BANK Indonesia baru-baru ini telah menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 7%. Harapannya perbankan bisa segera menyusul dengan ikut menurunkan suku bunga perbankan dalam hal ini suku bunga kredit.

Kebijakan ini ditempuh pemerintah sebagai upaya mendorong tumbuhnya investasi dalam negeri khususnya pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UKM). Dengan suku bunga kredit yang rendah, pelaku usaha tentu bisa mengoptimalkan pinjaman modal untuk mendongkrak pertumbuhan usaha.

Monday, February 22, 2016

Antisipasi LGBT

Oleh Abdullah Al Mas’ud


FENOMENA lesbian, homoseksual, biseksual dan transgender (LGBT) di Provinsi  Lampung kian mengkhawatirkan. Pelaku penyimpangan orientasi seksual yang sebelumnya tabu, kini bukan kian nyata.

Penyimpangan perilaku seksual yang pada awalnya dipandang tidak bermoral kemudian dibongkar menjadi perilaku normal. Penyimpangan perilaku seksual dikonstruksihanya merupakan keberagaman orientasi seksual seperti halnya perbedaan suku, agama, ras, dan budaya dalam masyarakat.

Friday, February 19, 2016

Guru Nonsarjana

Oleh Udo Z Karzi

SEBAGAI orang terdepan dalam mempersiapkan generasi penerus yang berkualitas dan tangguh dalam menghadapi tantangan masa depan bangsa ini, kita bersepakat bahwa guru adalah harus memenuhi persyaratan, profesional, dan mempunyai kompetensi tertentu. 

Dalam konteks ini, kita juga setuju dengan amanat Undang-Undang Nomor14 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah No.74 Tahun2008, yang mengharuskan guru berijazah minimal diploma IV dan sarjana. Aturan ini berlaku sejak 1 Januari lalu.

Way Haru Sumor Pitu

Oleh Udo Z Karzi


MEMBACA "Way Haru Sumor Pitu" dalam manuskrip Saya Belajar dari Sini: Pengalaman Mendampingi Mansyarakat Lampung Barat-nya Ali Rukman (sedang dalam proses terbit), saya seperti terlempar ke era 1970-an dan awal 1980-an ketika saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

Di rapor saya tertulis nama sekolah saya "SD Negeri 1 Negarabatin Liwa". Kemudian, di data siswa terteralah bahwa saya masuk ke sekolah ini tertanggal 1 Januari 1977. Ya, bulan Januari pada waktu itu adalah awal tahun ajaran baru dan karena itu cukup menuliskan "T.A. 1997". Tidak seperti sekarang tahun ajaran dimulai Juli dan ditulis dengan dua tahun (T.A. 2015/2016).

Pergantian tahun ajaran ini, terjadi ketika saya naik kelas dua.

"Pantesan saja kelas dua SD-nya lama banget. Sampai 1,5 tahun," ujar saya ketika tahu soal ini lama kemudian.

Selama SD (1977-1983), kami banyak diperkenalkan dengan banyak lagu-lagu wajib dan lagu daerah, terutama lagu Lampung.

Nah, ketika menyanyikan lagu wajib atau lagu daerah ini di depan kelas, kami sering terbahak. Aneh-aneh deh gaya teman-teman kecilku.

Sekali waktu, seorang teman -- yang tidak saya sebut namanya takut orangnya marah hehee... -- maju ke depan kelas. Dengan pede-nya ia memilih lagu "Ibu Kita Kartini" Cipt. WR Supratman.

Baru bait pertama lagu, kami sekelas tertawa. Dia ulang lagi. Ngekek lagi. Tiga kali ulang, kami tetap ngakak.

Gimana gak geli kalu menyanyi kayak gini syairnya:

Ibu kita Kartini
Putri sejati
Putri Indonesia
Harum baunya...

Waduh, maaf kan teman saya, Om Wage. Masa dia genti "harum namanya" dengan "harum baunya". Hehee... Syukurlah kali keempat, teman saya itu mulai menyadari salah sebutnya.

Di lain waktu, teman cewek saya menyanyi di depan kelas. Begini gayanya berdendang:

Padamu negeri
hst...
kami berjanji
hst...
Padamu negeri
hst...
kami berbakti
hst...

Waduh, kacau... setiap baris lagu, temanku menarik ingusnya yang meleleh dari lubang hidungnya yang berbunyi kira-kira "hst..." Hahaa... Dan, sejak itu teman kami itu kami kasih julukan "Sinden Ingusan".

Nah, soal lagu “Way Haru Sumor Pitu”, kami justru tidak mengenalnya dari sekolah. Tapi, dari seorang ayah teman sekelas SD saya dulu, yang kebetulan menjabat Danramil (Komandan Rayon Militer) di Kecamatan Balik Bukit (Liwa), Lampung. Itu pun tidak langsung ke kami. Kami mendengar lagu itu setiap kali bapak teman saya itu diminta menyumbangkan suaranya di acara pernikahan atau apa pun yang kami tonton. Setiap kali tampil, mestilah lagu itu yang dilantunkan bapak teman saya itu (namanya juga dirahasiakan, takut yang bersangkutan dan anaknya marah dengan saya, hehee...)

Begini senandung bapak teman saya itu -- dengan diiringi grup Orkes Monalisa (oleh orang Way Mengaku dipelesetkan jadi Orkes Manabisa, hahaa...):

Way Haru, Way Haru
Sumor Pitu, Nakan
Mata-mata di tengah

Way Haru, Way Haru
Lawok amu, Nakan
dipa mematani kidah

Way Haru...

Aduh, saya lupa lirik lengkapnya. Hehee... tapi seru juga. []


Jumat, 19 Februari 2016

Thursday, February 18, 2016

Mari Membangun

Oleh Abdullah Al Mas’ud


DELAPAN kepala daerah baru saja dilantik. Terhitung sejak hari ini (Kamis,18/2), mereka sudah menempati ruang orang nomor satu di masing-masing kota dan kabupaten di Lampung. Mereka yang bakal membawa daerah menuju maju sesuai arah pembangunan.

Pembangunan tanpa arah, tanpa tujuan, tanpa rencana, tanpa kerangka dasar dan tanpa pembiayaan, akan terjerumus pada jurang kemiskinan dan peningkatan kesenjangan sosial.

Wednesday, February 17, 2016

Selamat Bertugas

Oleh Abdullah Al Mas’ud


HARI ini (Rabu (17/2) merupakan pelantikan sekaligus serah terima jabatan antara penjabat dan kepala daerah terpilih periode 2016-2021.  Bagi kepala daerah terpilih saatnya beraksi untuk membangun daerah sesuai dengan misi yang dijanjikan ke masyarakat.

Ada 6 bupati dan dua wali kota  yang akan dilantik pada Rabu (17/2), di Gedung DPRD Provinsi Lampung, Telukbetung. Pada umumnya, kepala daerah yang baru dilantik  akan memutasi atau roling kepala dinas.

Tuesday, February 16, 2016

Kajagung ke Lampung

Oleh Abdullah Al Mas’ud

ADA kabar bagus dari aparat yang berwewenang membui koruptor di Tanah Air. Kepala Kejaksaan Agung berikut rombongan dijadwalkan ke Lampung pada Rabu (15/2). Salah satu agendanya menggelar jumpa pers. Agenda lain?

Versi Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasipenkum) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung Yadi Rachmat, kunjungan petinggi kejaksaan itu dalam rangka kunjungan kerja.

Friday, February 12, 2016

Monyet Api

Oleh Riko Firmansyah

ADA tiga shio yang diprediksi akan mendapatkan banyak keberuntungan di Tahun Monyet Api, yakni shio naga, monyet, dan tikus.

Gambaran tahun ini ada lambang shio naga, kepalanya disusupi oleh shio monyet, di atas kepala shio monyet ada tikus nyempil, jadi tahun ini mereka posisinya saling bertautan.
Shio naga akan mendapatkan banyak hal menyenangkan di Tahun Monyet Api. Orang yang memiliki shio naga bisa mendapat kejutan tak terduga, misalnya bisnis yang tertunda tahun lalu bisa sukses tahun ini.

Thursday, February 11, 2016

Berani Jujur

Oleh Abdullah Al Masud


DI era sekarang ini, jujur adalah kata yang sangat mahal. Bahkan kata Iwan Fals, orang jujur hanya di komik. Artinya jujur itu saat ini hanya kelakuan fiktif dalam cerita.

Melatih kejujuran sama dengan melakukan latihan untuk takut berbuat salah. Kalau, sudah berani berbuat salah, sudah tentu semuanya hancur. Sebab kejujuran kunci dari suksesnya pemberantasan apa pun, termasuk korupsi. Itulah sebabnya kita patut mengapresiasi, jika ada aktivitas yang membentuk kepribadian anak sejak dini untuk berani  jujur.

Wednesday, February 10, 2016

Kearifan Lokal

Oleh Riko Firmansyah

KEARIFAN lokal adalah nilai budaya baik dalam masyarakat. Hal ini berarti, untuk mengetahui suatu kearifan lokal di suatu wilayah harus bisa memahami nilai-nilai budaya yang baik yang ada di dalam wilayah tersebut.

Nilai kearifan lokal sudah diajarkan secara turun temurun. Budaya gotong royong, saling menghormati, dan tepa salira, contoh kearifan lokal.

Tuesday, February 9, 2016

Mewujudkan Keinginan

Oleh Abdullah Al Mas'ud

MEMPERBAIKI berbagai bidang untuk memajukan Provinsi Lampung seperti tol, infrastruktur, termasuk meningkatkan potensi wisata untuk menarik wisatawan dan pendidikan gratis menjadi kebutuhan dalam rangka mencapai target yang terintegrasi.

Rencana besar Gubernur Lampung, M Ridho Ficardo, akrab disapa Ridho meningkatkan berbagai sektor daerah dapat terwujud asal didukung semua pihak.

Friday, February 5, 2016

Jujur Tak Cuma di Komik

Oleh Abdullah Al Mas’ud


DI era sekarang, jujur adalah perbuatan yang sangat mahal. Malah jujur versi Iwan Fals lebih ekstrem lagi, orang jujur cuma ada di komik. Artinya, kini kejujuran hanya ada dalam cerita fiktif.

Melatih kejujuran sama dengan melakukan latihan untuk takut berbuat salah. Kalau, sudah berani berbuat salah, sudah tentu semuanya hancur. Sebab kejujuran kunci dari suksesnya pemberantasan apa pun, termasuk korupsi. Itulah sebabnya kita patut mengapresiasi, jika ada aktivitas yang membentuk kejujuran.

Thursday, February 4, 2016

Bensor

Oleh Riko Firmansyah

DANA desa mencerminkan kebijakan frustrasi terhadap sistem birokrasi---meski kampanye reformasi birokrasi makin menggema---dengan memangkas jalurnya yang panjang dan berbelit seperti naga.

Pusat mengucurkan Rp20,7 triliun, pada 2015. Karena hanya terserap 25 persen saja akan berlanjut dan ditambah menjadi Rp46,9 triliun, tahun ini.

Wednesday, February 3, 2016

Budaya (Maaf) Latah

Oleh Rusidi


SEBAGAI orang timur, biasanya kita selalu mengedepankan etika dan norma-norma kebaikan. Bahkan sejak usia dini kita selalu diajarkan untuk dapat hormat menghormati satu sama lainnya atapun siapa saja. Siapapun itu orangnya, tidak harus memandang suku, agama atau apapun namanya. Semua itu masih bisa dilakukan atau dikerjakan oleh siapapun dan dimanapun selagi masih bisa digerakkan oleh otak. Namun ada yang tidak bisa diolah atau digerakkan oleh otak, sikap 'Latah' yang tidak dimiliki oleh semua orang.

Contoh kecil adalah bagaimana masyarakat kita mudah terprovokasi saat terjadi bom Sarinah beberapa waktu lalu. Dan yang sedang hot-hot-nya adalah kasus tewasnya Wayan Mirna Salihin akibat Kopi 'maut' Sianida miliknya Jessica Kumala Wongso. Bagaimana di tengah kehebohan pelaku bom bunuh diri beraksi, masih ada seorang ibu melakukan selfi alias curi-curi foto. Begitu juga dengan kecanggihan dan keisengan seorang oknum, yang mencantumkan foto-foto syur di sebuah akun FB orang banyak.

Tuesday, February 2, 2016

Patgulipat Bina Lingkungan

Oleh Deni Kurniawan


SELURUH siswa Bina Lingkungan (Biling) Program Herman HN menunggak bayaran. Sejumlah sekolah pun menunggak biaya operasional, seperti listrik, WiFi dan kebutuhan sekolah lainnya. Pihak dinas pendidikan dan kebudayaan Kota Bandarlampung pun mengaku anggarannya masih diproses.

Hal itu terungkap saat wartawan Fajar Sumatera melakukan investigasi ke beberapa sekolah di Bandarlampung. Berita ini pernah dimuat Fajar Sumatera,28 Januari 2016 dan bisa dilihat di www.harianfajarsumatera.com. Beberapa Kepala Sekolah mengakui baha pemeritah kota melalui Dinas Pendidikan Kota Bandarlampung belum membayarkan ke pihak sekolah.

Monday, February 1, 2016

Sekolah Gratis

Oleh Abdullah Al Mas’ud

KABAR gembira bagi pelajar SLTA di Lampung. Untuk menikmati sekolah gratis tidak perlu menunggu kebijakan dari kepala daerah di kota atau kabupaten. Gubernur Lampung Ridho Ficardo Jakarta yang akrab disapa Rido ini mengambilalih program bina lingkungan (biling), mulai berlaku tahun depan.

Biling berlaku bagi seluruh siswa  SMA, SMK dan MA di seluruh provinsi. Syaratnya mereka diterima di sekolah negeri. Artinya para siswa tersebut telah lulus dalam seleksi penerimaan siswa di sekolah negeri. Dana yang dialokasikan juga sudah dalam proses.