Wednesday, December 30, 2015

Produk Jadul

Oleh Riko Firmansyah

MALAM itu di Kampung Gapura—biasa disebut GP—tempat Minak Tab dan para kebaratnya tinggal, lebih ramai dari biasanya. Belasan pemuda, berkumpul demi menyambut tahun baru.

Hendrik asik memetik gitar sambil menyanyikan lagu Iwan Fals. Begini kira-kira baitnya:

Jalani hidup, tenang-tenanglah seperti karang
Sebab persoalan, datang  menghadang
Tenanglah tenang, seperti karang…


Tuesday, December 29, 2015

Telat ke Kantor

Oleh Abdullah Al Mas’ud

BIASANYA, saya ke kantor  paling telat jam 21.00 Wib, tapi tadi malam baru nyampe sekitar pukul 23.00 Wib, karena bertandang ke rumah teman bersama tiga sahabat di Kedamaian, Bandarlampung.

Seharusnya saya tak mampir ke sana karena supaya rutinitas redaksi koran ini berjalan sebagaimana adanya, tetapi sudah telanjur janji mampir usai magrib jadi mampir.

Monday, December 28, 2015

Gagap Hadapi Liburan

Oleh Deni Kurniawan

MINGGU kemarin (27/12/2015) masyarakat pengguna jasa penyeberangan Merak – Bakauheni dikecewakan akibat antrian panjang sampai diluar pelabuhan. Belum lagi terbengkalainya penumpang akibat tidak kebagian lebih tepatnya tidak tersedianya awak bus jurusan Bakauheni – Terminal Rajabasa.

Membludaknya antrian penumpang sampai diluar pelabuhan Nakauheni diakibatkan tidak maskimalnya sistem pelayanan baru (e-tiketing) yang diterapkan pihak ASDP melalui pihak ketiga. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Bakauheni Sunaryo, SH.

Wednesday, December 23, 2015

Bahaya Terlalu Serius

Oleh Udo Z Karzi


ENTAHLAH, hingga hari ini saya tak pernah bisa menuliskan moto hidup. Apalagi, merumuskan tujuan hidup.

Seingat saya, sedari kecil saya barangkali paling susah menentukan apa yang saya inginkan, apa yang saya harapkan, apa saya impikan, apa yang saya cita-citakan...


Refleksi 2015

Oleh Riko Firmansyah

SETIDAKNYA ada tujuh persoalan menonjol, tahun ini. Asuransi BPJS, kekerasan seksual anak dan wanita, rendahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika, hutang negara, Freeport, kabut asap, dan pilkada serentak.

JKN dan BPJS Kesehatan terkesan mewajibkan rakyat untuk ikut. Seolah-olah negara hendak berlepas tangan dari urusan layanan ini. Mungkin saja negara hendak memindahkan tanggungjawabnya ke pundak rakyat.

Tuesday, December 22, 2015

Porwanas dan UKW

Oleh Rusidi

PELAKSANAAN Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) 2016 di Bandung-Jawa Barat, sudah di depan mata. Ada yang beda pelaksanaan Porwanas 2016 tahun depan di Bandung, dibanding dengan Porwanas sebelumnya. Salah satunya adalah soal persyaratan bagi atlet wartawan yang diperbolehkan berlaga di even olahraga tiga tahunan tersebut.

Terkait adanya aturan yang dibuat oleh SIWO PWI Pusat, tentu mengacu dari hasil pelaksanaan Porwanas di Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan beberapa tahun lalu. Dimana banyak daerah menurunkan atlet yang di wartawankan. Bahkan ada beberapa daerah berani melakukan pemalsuan KTA PWI yang dikeluarkan oleh PWI Pusat. Dengan adanya aturan soal persyaratan salah satunya adalah kartu UKW, diharapkan dapat menekan adanya pengalihan dari seorang atlet ‘asli’ menjadi seorang wartawan dadakan.

Monday, December 21, 2015

Hobi Jadi Bisnis

Oleh Abdullah Al Mas’ud


BANYAK enterpreneur termasuk Mario Teguh bilang, kita harus punya mimpi. Jadi kejarlah mimpi Anda karena mengejar mimpi itu bakal jadi kenyataan. Percaya dengan mimpi?

Ada yang percaya ada juga yang tidak. Bahkan bagi yang percaya mimpi, akan mencari makna mimpi. Misalnya, kemarin malam, ada yang mimpi memancing ikan atau mimpi berenang di kolam renang, lalu berusaha mencari artinya melalyui berbagai media, termasuk browsing internet.

Friday, December 18, 2015

Dukung UMKM Lampung

Oleh Deni Kurniawan

DINAS Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung bekerjasama dengan Bank BRI saat ini tengah gencar menyosialisasikan penerbitan kartu IUMK bagi para pelaku UMK di Lampung. Namun dari target 10.500 pelaku UMK, hingga 15 Desember 2015 baru 6.000 pelaku UMK yang terdata dan belum semuanya mendapat kartu IUMK (Fajar Sumatera).

Kepala Bidang Bina Usaha dan UKM Provinsi Lampung, Agus Dwi Sunarti menuturkan, sosialisasi ke berbagai daerah sudah dilakukan sejak tiga bulan lalu, namun baru wilayah Kota Bandarlampung dan Tanggamus yang menerbitkan peraturan wali kota dan peraturan bupati untuk selanjutnya diteruskan ke kecamatan.

Thursday, December 17, 2015

Membangun Peradaban

Oleh Udo Z Karzi


KALAU kita lihat ada pengulangan perintah membaca dalam wahyu Allah pertama ini. Pengulangan ini menunjukkan kepada kita bahwa kecakapan membaca akan diperoleh dengan mengulang-ulangi bacaan atau membaca sampai batas maksimal kemampuan. Lebih dari itu, wahyu pertama ini mengisyaratkan bahwa mengulang-ulangi bacaan dengan bismirabbika (atas nama Allah) akan menghasilkan pengetahuan dan wawasan baru, meskipun yang dibaca hal yang sama. Mengulang-ulang membaca tentunya akan menimbulkan penafsiran baru, pengembangan gagasan, menambah kakayaan jiwa, dan kesejahteraan batin. Berulang-ulang 'membaca' alam raya, membuka tabir rahasianya dan memperluas wawasan serta menambah kesejahteraan lahir.

Iqra' pun  kembali diulang pada ayat yang ketiga dan digandengkan dengan 'warabbukal akram'. 'warabbukal akram' mengandung pengertian bahwa Dia (Allah) swt. dapat menganugerahkan puncak dari segala yang terpuji bagi segala hambanya yang membaca.

Hari Ibu

Oleh Riko Firmansyah

PERINGATAN Hari Ibu (22 Desember), menjadi bukti eksistensi dan pengakuan perempuan dalam berbagai sektor kehidupan. Termasuk peran dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya.

Dengan memperingatinya akan membawa pengaruh positif sehingga selalu menghargai hak-haknya sebagai perempuan. Mengingat kemampuannya menjadi motor penggerak dan motor perubahan (agent of change).

“Saya akan ajak keluarga dan ibu mertua berlibur ke Karang untuk memperingati momen ini. Saya bawa mereka menginap di hotel berbintang. Bagaimana Minak, cocok tidak?” Tanya Saleh, pada Minak Tab.

“Itu bukannya memperingati hari ibu. Tapi, mau indehoi dengan Wati. Dan, anak-anak tidak menggangu karena diasuh oleh mertua selama di Karang,” ketus Minak Tab.

Saleh tersipu karena skenario di balik tamasyanya terbongkar.

“Jadi, apa geh?” Tanya Saleh.

“Hari ibu itu terjadi setiap saat. Setiap kali anak keluar rumah selalu mencium tangan ibunya dan meminta didoakan. Itu sudah cukup. Kedudukannya begitu tinggi jadi harus selalu dihormati,” jelas Minak Tab.

Kalaupun ingin dirayakan lebih merupakan sebuah bentuk ekspresi rasa cinta, kasih, sayang, penghormatan, dan pengabdian anak kepada ibunya yang memang amat berjasa dalam hidupnya.

Haknya seorang ibu lebih besar dari pada sekedar disambut sehari dalam setahun. Bahkan seorang ibu mempunyai hak yang harus dilakukan oleh anak-anaknya, yaitu memelihara dan memperhatikannya serta mentaatinya dalam hal-hal yang tidak maksiat di setiap waktu dan tempat.

“Nah, kamu pikir saja bagaimana caranya,” tandas Minak Tab.

Saleh terdiam. Bahkan kopi hangatnya terasa hambar. “Peres banget ngomong dengan orang jadul ini,” guman Saleh, dalam hati.

“Minak, waktu bayi kelamaan dibedong ya?” Tanya Saleh.

Minak Tab, diam. Bahkan melirikpun tidak tapi ekpresi wajahnya tegang.

Melihat itu, Saleh segera menyingkir dari hadapannya. Khawatir kena damprat. []


~ Fajar Sumatera, Kamis, 17 Desember 2015

Wednesday, December 16, 2015

Membaca

Oleh Udo Z Karzi

SUDAH jelas, manusia khalifah di muka bumi ini. Sebagai modal jadi khalifah, manusia dikasih akal. Dengan akal ini, manusia bisa mengembangkan potensi diri dan mengaktualisasikannya secara nyata dalam kehidupan sosial. Karena punya akal -- dan juga nurani -- manusia bakal diminta pertanggungjawaban atas semua usaha yang pernah ia lakukan kelak di hadapan Sang Khalik.

Itu sudah. Terus dibilangin,  secara naluri dalam fitrahnya, manusia adalah makhluk yang memiliki couricity (rasa ingin tahu) yang sangat tinggi. Semua orang, tua-muda, laki-laki--perempuan, kecil-dewasa akan berusaha mengetahui segala sesuatu yang belum diketahuinya. Tidak aneh semua anak kecil waktu melihat atau mendengar sesuatu yang asing, pasti akan bertanya kepada orangtua atau orang dekatnya. Itu instingtif ingin tahu anak-anak.

Alun-alun Bandarlampung

Oleh Abdullah Al Mas’ud


PEDAGANG kaki lima di Kota Bandarlampung terus bertambah secara signigfikan. Secara mata saja, kawasan Pusat Kegiatan Olahraga (PKOR) Way Halim, Bandarlampung, sudah dipenuhi pedagang. Mereka tak bisa berjualan di mall atau pasar resmi yang pakai los. Mengapa?

Pertanyaan itu, tentu sudah bisa dijawab masing-masing pembaca. Secara umum, jawabannya karena di mall atau menyewa los di dalam pasar harus bayar sewa dan sebagainya yang mahal sekali, ”Boro-boro buat bayar sewa apalagi izin, keuntungan berjualan yang ada saja belum bisa buat hidup.”

Tuesday, December 15, 2015

Perang ‘Dana’ APBD

Oleh Rusidi


DUNIA Olahraga kini sudah bukan lagi menjadi bidang pelengkap dalam era globalisasi dan modernisasi, namun sudah menjadi isu fundamental dan mendasar serta bukan lagi menjadi rahasia umum. Bagaimana tidak, diera yang serba maju dan wah ini apa yang tidak bisa dilakukan oleh insan olahraga untuk menggapai suatu keinginan. Karena olahraga sudah menjadi ajang bisnis demi meraup keuntungan.

Salah satu even olahraga terbesar di tanah air, Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 sudah di depan mata. Banyak daerah yang saling berlomba untuk menggapai asa dan prestasi di PON tersebut demi sebuah prestius dengan mengesampingkan nilai-nilai sportifitas. Berbagai strategi dengan menghalalkan segala macam cara, seperti yang dilakukan beberapa daerah/provinsi. Baik itu yang ada di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Monday, December 14, 2015

Hari Nusantara

Oleh Riko Firmansyah


SEBELUM 1982, asing menganggap laut Indonesia wilayah bebas. Mengingat peraturan zaman Hindia Belanda, pulau-pulau di wilayah Nusantara dipisahkan oleh laut di sekelilingnya dan setiap pulau hanya mempunyai laut di sekeliling sejauh 3 mil dari garis pantai.

Ini berarti kapal asing boleh dengan bebas melayari laut yang memisahkan pulau-pulau tersebut.

Friday, December 11, 2015

Selamat buat Pemenang

Oleh Abdullah Al Mas’ud

PEMILIHAN kepala daerah (pilkada) serentak sudah usai. Meski Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum menetapkan hasil pilkada di 8 kabupaten dan kota di Lampung, tapi hitungan cepat bisa jadi patokan lantaran ada angka toleransi tak sampai 5 persen.

Hingga tadi malam, masih banyak pemenang merayakan dengan cara masing-masing dengan beragam cara. Semuanya bilang, jabatan itu amanah. Lalu bagaimana dengan janji saat kampanye?

Thursday, December 10, 2015

Sukses Pilkada Serentak

Oleh Deni Kurniawan

GUBERNUR Lampung menmberikan apresiasinya kepada penyelenggara pemilihan kepala daerah serentak di 8 kabupaten / kota se Lampung 2015. Hal ini juga tidak terlepas dari koordinasi yang intensif dengan jajaran forkopimda dimana aparat kepolisian, TNI dan lainnya juga secara terus menerus melakukan monitoring di setiap saat.

Dari Pantauan Fajar Sumatera ditiap daerah pun tidak ada halangan berarti pada proses pencoblosan di masing masing kabupaten. Temuan atas  pelanggaran warga yang mencoblos dua kali di Pesawaran pun dapat diatasi secara cepat oleh petugas setempat. Semua lini seolah bergerak dengan system yang sudah dirancang sedemikian rupa untuk mensukseskan penyelenggaraan pilkada serentak ini. Baik dari segi pelaksanaan sampai dengan keamanannya. 

Tuesday, December 8, 2015

Kota Malang

Oleh Rusidi


MALANG, sebuah kota yang dalam kurun waktu 20 tahun terakhir menunjukkan perkembangan dan kemajuan yang sangat begitu fenomenal dan menakjubkan. Sebuah kota diujung provinsi Jawa Timur, Kota Malang terkenal dengan sebutan Kota Pelajar, seolah terkesan menggeser sebutan yang sangat melekat di tubuh kota Jogjakarta.

Diera tahun 1990-an, Kota Malang terkesan sangat ramah, adem dan sejuk sesuai dengan letak geografisnya. Daerah yang dikenal sebagai penghasil buah-buahan terutama apel, serta sayur mayur, tentu Malang identik dengan daerah pertanian dan perkebunan. Namun kesan tersebut seolah sirna, saat ini Malang lebih dikenal sebagai Kota Pendidikan dengan tingkat kemacetan yang sangat tinggi.

Monday, December 7, 2015

Sama-sama HN

Oleh Riko Firmansyah


YOS, adiknya Herman HN ya karena nama belakangnya sama-sama HN?

“Gemblung. Bukan! Kalo dia HN singkatan dari bapaknya, Hasanusi. Sedangkan saya dari nama kedua orang tua, Hardjo Karsono dan Nuk Sastro Dihardjo,” ujar Oyos Saroso HN meledak.

Gurauan ini kerap muncul, baik saat kumpul maupun di facebook. Dan, jawabannya selalu sengit seperti itu. Membantah dengan gaya yang meledak-ledak.

Friday, December 4, 2015

Hapus Sehat Jasmani-Rohani

Oleh Abdullah Al Mas’ud


SEJAK seminggu belakangan, penyandang disabilitas menjadi sorotan serius di berbagai kalangan lantaran masih disingkirkan atau tertekan dengan diskriminasi. Buktinya, dalam setiap lembaga pemerintah atau swasta masih berlaku syarat sehat jasmani dan rohani.

Kondisi tersebut secara langsung sebagai bentuk perbedaan buat kaum disabilitas.  Versi WHO (world health organization), disabilitas adalah suatu ketidakmampuan melaksanakan suatu aktifitas/kegiatan tertentu sebagaimana layaknya orang normal.

Thursday, December 3, 2015

Menjelang Pilkada Serentak

Oleh Deni Kurniawan


PEMANDANGAN akan hiruk pikuk pilkada serentak 2015 ini memang tidak seheboh pesta politik tahun tahun sebelumnya. Dimana saat itu kita bisa lihat geliat kontestan atas ongkos politik yang begitu besarnya amat mempengaruhi kondisi ekonomi daerah bahkan orang per orang.

Bisa kita runut mulai dari bidang informasi (media massa) baik cetak maupun elektronik kebanjiran pemesanan iklan. Bidang percetakan besar maupun kecil, tak ayal lagi, kewalahan melayani pesanan barang cetakan, baik cetakan untuk spanduk, banner, stiker, kalender, kartu nama dan lainnya. Bidang konveksi baik dalam sekala besar maupun dalam skala kecil pun dibanjiri order untuk pembuatan baju kaos yang dipesan calon kepala daerah sendiri maupun yang dipesan partai politik.

Wednesday, December 2, 2015

Pilkada (Adem Ayem)

Oleh Rusidi

PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) yang dijadwalkan akan dilaksanakan secara serentak di seluruh pelosok negerti tercinta, Indonesia pada Rabu, 9 Desember 2015, akan menjadi hajat penting bagi kelangsungan pembangunan masyarakat sepenuhnya. Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang boleh diumpamakan sebagai Even Organizer (EO) Pilkada tersebut, tentu semakin kencang jantungnya berdetak seolah akan copot.

Sayang perhelatan yang seyogyanya tidak dilewatkan begitu saja, ternyata mempunyai banyak cerita. Mulai dari perang urat syaraf antar pendukung masing-masing calon maupun antar si calon itu sendiri. Dan uniknya, perang urat syaraf tersebut nyaris berdampak pada bentrok adu fisik. Berkat kesigapan aparat, hal yang tidak diinginkan oleh semua pihak tersebut dapat teratasi.

Tuesday, December 1, 2015

Melongo

Oleh Riko Firmansyah


SENYUM Saleh berbeda dari biasanya. Rapat saksi jagonya pada pencalonan kepala daerah kali ini benar-benar bermakna. Dia dapat Rp100 ribu untuk bertugas di TPS dekat rumahnya.

Dia melirik sekilas ke balakang. Sepeda mini yang dibeli di pasar untuk si bungsu masih terikat erat di belakang motornya. Itulah bukti bahwa hidupnya bermakna. Bermakna untuk keluarga, paling tidak.

Jangan Percaya Kontrak Politik

Oleh Udo Z Karzi


MASYARAKAT sebagai pihak yang menyerahkan hak-hak mereka, tidak mempunyai hak lagi untuk menarik kembali atau menuntut atau mempertanyakan kedaulatan penguasa, karena pada prinsipnya penyerahan total kewenangan itu adalah pilihan paling masuk akal dari upaya mereka untuk lepas dari kondisi perang-satu-dengan-lainnya yang mengancam hidup mereka.

Di lain pihak, pemegang kedaulatan mempunyai seluruh hak untuk memerintah dan menjaga keselamatan yang diperintah itu. Pemegang kedaulatan tidak bisa digugat, karena pemegang kedaulatan itu tidak terikat kontrak dengan masyarakat. Jelasnya, yang mengadakan kontrak adalah masyarakat sendiri, sehingga istilahnya adalah kontrak sosial, bukan kontrak antara pemerintah dengan yang diperintah.